Kerapkali perselisihan terjadi karena mempertahankan kebenaran. Karena dirinya merasa benar maka hal itu harus dipertahankan dan sudah tidak bisa ditawar-tawarkan lagi.
Seakan-akan kebenaran yang diyakini sudah benar dan yang lain adalah salah.
Inilah salah satu permasalahan yang ada di dunia ini. Apa yang terjadi bila ada banyak orang yang berpikiran demikian ?
Lihat saja teroris yang merasa paling benar dengan tindakannya seperti ISIS/IS, pemberontak dalam negeri yang terjadi di banyak negara di Timur Tengah seperti di Suriah, Irag, Turki vs Kurdi, tren kejahatan selalu ada tiada henti untuk bertindak.
Para penjahat yang merasa benar dengan tindakannya sehingga tidak mengenal hukum dalam otaknya.
Nilai-nilai kebenaran menjadi milik siapa ?
Karena benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Bahkan apabila diingatkan karena ada penyimpangan atau kekeliruan yang terjadi pada orang lain, dampaknya bisa negatif.
Ada banyak agama, ada banyak aliran kepercayaan di dunia bahkan ada banyak keyakinan yang lain. Semua mengajarkan kebaikkan hidup di dunia ini.
Masing-masing agama dan aliran kepercayaan memberikan pencerahan secara terbuka kepada umatNya.
Permasalahannya siapakah yang benar dari begitu banyak kebenaran dan keyakinan tersebut ?
Kedua siapakah yang menentukan nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ? Fakta di lapangan teori tidak sama dengan prakteknya.
Misalnya saja kasus pengurusan SIM sejak saya SMA 1991 hingga kini 2015 tidak banyak perubahan yang artinya kasus suap selalku terjadi. Jutaan kasus yang jelas namun tidak ada reaksi dari siapapun dan darimanapun.
Apakah KPK bisa menyelesaikan kasus ini ?
Sulit dibuktikan karena memang tidak ada buktinya namun kenyataannya ada. Lagu lama.
Lalu di manakah kebenarannya ? Apakah yang benar, benar-benar ada di dunia ini ?
dollypress 