Novel Pembunuhan hal 112

acs

Joko, Aku Polisi

hal 112

Hanya dua hari sebelumnya nenek bermimpi kakek mengantar nenek ke desa untuk membeli dua ekor sapi. Lalu kakek kembali lagi ke kota dan nenek kembali tinggal di desa. Mimpi nenek di ceritakan kepada papa ketika setelah pemakaman kakek di pemakaman Jarak. Papa hanya berkomentar kalau mimpi nenek merupakan perlambang akan perpisahan kakek kepada nenek.

Lalu nenek mengeluarkan selembar kertas wasiat tulisan tangan. Tanpa tanggal atau lokasi dimana kakek menulisnya.

Kakek telah menulis dengan tulisan tangan yang bagus dan rapi surat wasiat di secarik kertas, beliau menempatkan di dekat meja kecil. Di kamar kakek di sudut pojok memang ada sebuah meja kecil. Ada foto kakek dan nenek di bingkai indah dengan kayu warna hitam ukuran 30 x 30, isi berbunyi seperti ini

“Bila suatu saat nanti Allah memanggil diriku kembali kepadaNya aku telah menyiapkan diriku sebaik-baiknya. Aku memohon kepada anak-anakku dan cucu-cucuku agar memahami bahwa diriku bukalah beragam khatolik. Namun kakek terlahir dengan agama muslim. Mohon maaf kepada kedua cucuku karena kakek tidak sanggup menceritakan rahasia pribadi ini selama bertahun-tahun. Sekali lagi maafkan kakek.“

Selembar kertas sudah cukup menjelaskan keinginan dan maksudnya bahwa kakek merahasiakan sesuatu yang menurutnya sangat rahasia. Papa tak kalah terkejut setelah membacanya.

“Aku tak percaya kalau kakek sampai merahasiakan masalah agama dengan anaknya sendiri. Bagiku rahasia ini hak kakek. Aku tak menyangka…ya..biarlah kakek lebih tenang dengan keadaan seperti ini.”

kata papa dengan mata berkaca-kaca. Papa terpaksa mengambil cuti tiga hari termasuk mama.

”Lukas, nenek sudah tahu masalah keyakinan agama kakek. Aku tak tahu mengapa hal ini bisa terjadi. Yang kutahu selama ini kakekmu semua beragama Islam. Alasan kakek dia tidak ingin merusak harmonis keluarga selama yang dia bangun. Nenek sebenarnya paham maksudnya.

Dulu ketika mau menikah kakek rela berbohong demi sebuah pernikahan. Semua yang kakek lakukan demi sebuah cinta kasih selama-lamanya. Kakek tidak pernah memaksa nenek memeluk agama Islam. Baginya agama adalah jalan menuju kembali ke jalan Tuhan.” penjelasan nenek sangat mengejutkan kami semua.

Leave a comment