novel pembunuhan hal 84

bk

Joko, Aku Polisi

hal 84

Aku menceritakan kronologis kejadian yang baru saja menimpaku. Joko mendengarkan seksama dengan raut wajah emosi, kejadian pertama kali bagiku.

Joko hanya mengeleng-geleng kepalanya tak tak yakin kalau aku dapat musibah rasis. Lalu dia terdiam mengamati ceritaku, sambil menghabiskan makan siang daripada memberikan komentarnya. Akupun juga tidak meminta jawaban secepatnya. Kami berdua melahap habis rawon lalu minum es dengan segelas.

Wuih…enak banget lumayan untuk mendinginkan suhu badan di siang bolong. Kantin sekolah beratap tinggi sehingga suhu ruang tidak terlalu panas meski tidak memakai pendingin ruang. Dalam hati aku berkata pasti Joko tidak terlalu suka hinaan berbau rasis. Aku harap dia tidak terlalu emosi untuk mengajaknya berkelahi! Lalu dia menatapku lekat-lekat. Sorotan mata ingin mengatakan aku hajar dia sampai mampus gila ..sangat menghina. Kami beradu pandang. Joko tak sabar ingin mengeluarkan isi hatinya.

”John, menurutku kalimat itu kok menghina sekali. Di sini tidak ada China atau jawa, semua adalah sama. Gila! Kalimat itu sangat rasis. Darah emosiku mengalir kencang. Aku tak sabar ingin ”berkenalan” dekat dengannya. Memangnya kenapa kalau kamu memang China dan apa hubungannya. Dia benar-benar sudah keterlaluan. Ini adalah adalah sebuah pelanggaran, harus ditilang John.

Ayo mumpung masih ada waktu..jam istirahat masih beberapa menit lagi. Kita beri pelajaran tentang masalah ras.” Joko mengepalkan kedua tangannya dan giginya saling bergeretak, dia langsung bangkit dari bangku panjang. Aku tahu kalau Joko berkata demikian pasti kekuatan otot akan berbicara.

”Sudahlah..Joko. tak usah dipikirin. Memang sih aku masih keturunan China kok. Bagiku engak ada dipermasalahkan. Selama dia masih omong doang biarin aja, kulitku masih mulus..aja tanpa sentuhan. Menurutku aku hanya cerita kepadamu bukan untuk adu domba atau adu kekuatan.” sebelum aku melanjutkan pembicaraanku, Joko menarik lenganku sambil bertanya

,”John dia berada di mana, apakah dia masih disini, di kantin sebelah! Tunjukkan segera kepadaku mana orangnya?” volume suaranya pelan dan berat.
A

Leave a comment